Select Page

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu hal yang terus didorong 20 negara ekonomi terbesar dunia (G-20). Dengan infrastruktur yang semakin baik dan berkualitas, pertumbuhan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja dapat terealisasi sesuai rencana.

Infrastruktur tersebut juga merupakan bagian penting dari rencana G-20 untuk menyumbang setidaknya 1,8 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dalam lima tahun mendatang.

Sebagaimana dikemukakan Menteri Keuangan Australia Joe Hockey dalam jumpa pers akhir pekan lalu, sumbangan pertumbuhan ekonomi sebesar itu berarti tambahan 2 triliun dollar AS bagi ekonomi dunia dan jutaan pekerjaan baru.

”Kami menyepakati Global Infrastructure Initiative yang akan berjalan multi-tahun untuk menjaga pertumbuhan kualitas dan kuantitas infrastruktur di negara-negara G-20 ataupun selain G-20,” kata Hockey, seperti yang dilaporkan wartawan Kompas, Dewi Idriastuti, dari Washington DC, Amerika Serikat.

Pekan lalu berlangsung pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara- negara anggota G-20 di Washington DC. Pertemuan itu dalam rangkaian acara pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia. Dari Indonesia, Menteri Keuangan M Chatib Basri dan Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo hadir.

Mengenai isu infrastruktur yang mengemuka, Chatib mengungkapkan, isu itu sudah disampaikan Indonesia dalam pertemuan G-20 sejak tahun lalu. Bersama Jerman dan Meksiko, Indonesia turut membantu persiapan infrastruktur ini hingga menjadi isu penting yang dibahas dalam G-20. Bahkan, hal itu akan dibahas dalam pertemuan pemimpin G-20 di Brisbane, Australia, November 2014.

”Isunya bukan sekadar uangnya, tetapi ada sebuah tempat untuk berbagi pengetahuan tentang infrastruktur. Misalnya, mengenai dokumentasi proyek dan persiapan proyek,” ungkap Chatib.

Kemitraan

Sebelumnya, Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim menyampaikan terbentuknya kemitraan melalui Global Infrastructure Facility, yang melibatkan berbagai institusi swasta. Kemitraan ini akan menghimpun dana dan mengucurkannya ke negara berkembang dan negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi guna membangun infrastruktur. Diperkirakan, negara- negara tersebut perlu tambahan dana 1 triliun dollar AS per tahun untuk investasi infrastruktur hingga tahun 2020.

Menjawab pertanyaan mengenai inisiatif pendanaan pembangunan infrastruktur yang bermunculan dari berbagai lembaga, Hockey mengatakan, pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral juga membahas hal tersebut.

Sumber: Kompas, 13 Oktober 2014